My English Teacher Is My Enemy Part. 2
Kelas 2 SMP
Kelas dua SMP aku tidak terlalu berharap ya soalnya sudah tahu dari tetanggaku sekaligus kakak kelasku kalau guru english di kelas 2 ini killer dan halloween, hahahah...Dan memang benar. Ini bukan sugesti tapi sungguh terjadi. Jadilah hari rabu dan sabtu adalah the bad days of my life. Beliau ini ibu guru, suaranya besar,mata belok terlihat dari kacamatanya yang tebal, penampilannya standar fashion ibu guru jaman dulu. Rok sepan plus blouse. Rambut set dan wajah penuh kerutan. Sudah berumur tapi malang belum punya anak.
Kalau beliau masuk kelas semua tegaaaaang. Yang paling ingat kalau beliau menuliskan sesuatu dipapan tulis dan kami disuruh mencatat sambil beliau mendelik memperingatkan dari balik kacamatanya "Saya selesai, kamu selesai". Artinya kalau beliau selesai menulis dipapan tulis kita juga harus selesai menulis dibuku. Pernah juga ibu ini tiba-tiba bilang kalau beliau tidak perlu buku atau kertas yang bagus untuk menulis. Katanya saya bisa menulis dimanapun, dikertas bekas, dipembungkus rokok dll. Memang benar sih kalau kuperhatikan. Mungkin maksud beliau ini baik ya mau memberikan pembelajaran yang baik ke kita-kita. Tapi karena dari awal suasana yang dibangun adalah ketakutan dan ketegangan maka petuah beliau itu hanya bikin kami dalam hati bilang, "Hah, maksudnyah?!?" dan suara jangkrik pun terdengar "krik..krik..krik..". Yang jelas dengan gaya mengajar seperti itu sudah pasti gak masuk otak para siswa lah ya,, *otak gue aja kali, wkwkwkwk*.
Oia ibu guru ini pintar buat lumpia lho. Dulu lumpianya beliau titipkan di koperasi sekolah, harganya Rp. 150. Aku termasuk pembeli setia. Kata temanku jaman dia masih diajar sama ibu guru ini, kalau kuenya gak habis maka anak-anak murid disuruh beli dan makan dikelas diam-diam, xixixixi, untungnya aku nggak mengalami.
Yang bikin sakit hati adalah sedikit paksaan untuk ikutan les. Kalau ikut les di rumah beliau maka akan diberi tahu soal ulangan dan nilai baik. Ada salah satu teman cewek yang ya ampun songong banget. Dia kan ikut les terus waktu ulangan bergaya gitu dipanggil si ibu guru ke depan kelas untuk menerima anugerah bocoran soal. Dengan demonstratif dia senyum lebar sambil bilang yes..yes...grrr... pengen ku makan rambut keritingnya pakai sambel terasi. Yah mungkin itu kali berkahnya kalau nurut sama guru. Sekarang teman tersebut sudah jadi dokter dikampung halamanku. Makanya kalau disuruh guru tuh nurut, nanti kamu jadi dokter, heuu.. #TutupMukaPakeCobek
Memang aku gak ikut les temans. Karena aku gak suka sama ibu guru ini. Apalagi pakai embel-embel dikasih bocoran soal, nilai bagus dsb.. Selain itu aku punya pengalaman buruk soal ikut les. Waktu kelas satu aku kan terobsesi dengan jadwal. Jadi aku pengen punya catatan jadwal kegiatan sehari-hari dan senang kalau melihat kegiatan senin sampai minggu itu full. Berasa sibuk gitu * ni penyakit apa ya namanya, OCD apa ya..*. Aku ikut PMR, PKS alias patroli keamanan sekolah, basket, les fisika. Entah apalagi aku lupa. Yang jelas hasilnya aku merasa tambah bodoh, xixixixxi... Masih masuk ranking 10 besar tapi aku kecewa karena ranking 8. Malu-maluin aku nangis meraung-raung waktu pembagian rapor pertamaku waktu SMP. Sampai sesenggukan didepan teman-temanku karena ranking 8, yaiksszzz.. Aku nangis karena di SD aku biasa ranking 3 atau 4. Dan setelah kelas dua aku berhenti dari semua les dan kegiatan alhamdulillah aku jadi ranking dua, weheheheh,,,
Komentar
Posting Komentar